Wednesday, March 28, 2012

Croisan


Dari kejauhan kusaksikan percakapan mereka yang semakin memanas. Entah apa pemicunya sehingga menjadi seperti itu. Dua Hal yang berbeda karakter tapi saling bekerjasama meski terkadang terjadi benturan.

"Kelihatannya Croisan di toko seberang sana terlihat lezat" ujar Mata menahan keinginannya
"air liurku seakan tak bisa kubendung lagi, sungguh sangat ingin q melahapnya" sambung Mulut menimpali ucapan Mata.

Di seberang jalan Croisan sibuk menggoda setiap Mata dan Mulut yang ia temui.
Tiba-tiba ia berceloteh membanggakan dirinya pada satu Mata yang menarik perhatiannya "hei, Kau Mata lihatlah aku sangat indah dan sempurna diolah oleh Sang Empunya. Setiap taburan kismis dalam tubuhku menambah manis tubuhku."
"ah, sungguh aq tak tertarik melihatmu kroisan, lihat bentukmu yang berkerut-kerut membuat tubuhmu tak memiliki lekuk yang indah" cela Mata.
"kau hanya membual saja, sesungguhnya kau sudah tak tahan melihatku, tetapi sepertinya Mulut yang bersamamu terlihat sendu sehingga ia tak bisa memenuhi permintaanmu untuk melahapku hahahaha" ejek Croisan semakin menjadi pada Mata.

Aku hanya bisa tertawa kecil menyaksikan percakapan mereka berdua. Croisan yang ku anggap aneh karena menawarkan dirinya untuk dilahap bukannya mempertahankan dirinya agar tetap utuh. Ah sungguh aneh dunia mereka. Tidak seperti duniaku, setiap individu sibuk mempertahankan diri mereka masing-masing untuk kepentingan pribadi.

"Sesungguhnya hari ini aku sedang tak bergairah melahap apapun Mata. Maafkan aku karena membuat harga dirimu jatuh dihadapan Croisan" sesal Mulut .
"Aku mengerti mulut, tapi tidakkah kau merasakan betapa nikmatnya Croisan ditambah dengan kismis yang memenuhi tubuhnya hahh"
Sesungguhnya Mulut amat menyesal tidak bisa memenuhi permintaan Mata. Apalah daya jika sudah tak ingin melahap apapun, menyesalpun tiada guna lagi.

"hahaha Mulut oh Mulut malang nian nasibmu, tak dapat melahapku. Hari ini aku begitu menarik mungkin tak akan terjadi untuk kedua kalinya saat aku semenarik ini, semoga engkau mengubah keputusanmu itu" ucap Croisan dengan nada mengejek.
Semakin dongkol saja Croisan berdebat dengan Mata dan Mulut. Tidak ada habisnya tetapi tak mendapatkan hasil. Croisan merasa mereka terbuat dari batu sehingga tak berubah pendirian. Croisan tidak ingin gagal kali ini membujuk Mata dan Mulut. Ia kerahkan segala kemampuan untuk merayu keduanya.

Mata kembali meyakinkan Croisan dengan sedikit berat "sudahlah Croisan, kami tak akan tergoda, akan tetapi jika esok kau semenarik ini mungkin kami akan melahapmu. Engkaupun tak akan mengecewakan Sang Empunya."
"ya, benar itu Croisan. Masih ada hari esok, maka tampilah semenarik mungkin esok" ujar Mulut menimpali.

Croisan termenung sejenak, tetapi tiba-tiba berubah menjadi geram pada Mata dan Mulut, "Jika kalian tak melahapku hari ini, jangan harap esok kalian akan menemukanku lagi. Aku tidak akan sudi menampakkan tubuhku ini pada kalian. sekarang sebaiknya kalian enyah dari hadapanku, Pergiiiiiii!!!!!!!!!"

Mata dan Mulut tak bisa berbuat apa-apa lagi. Hanya bisa pasrah menghadapi kemarahan Croisan. Dengan berat mereka pergi meninggalkan Croisan. Mereka amat menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Croisan. Sekarang mereka tak kan pernah menemukan Croisan meski begitu ingin melahapnya.

Di kejauhan Aku termenung memikirkan akhir percakapan mereka yang menyedihkan. Seharusnya Mata dan Mulut tak mengambil keputusan yang fatal. Semua jadi kacau akibat penolakan mereka. Ah, semoga kaumku bisa memetik pelajaran dari perdebatan mereka.

2 comments: