Sunday, March 18, 2012

Benderang Puputan Badung


Sorot lampu lapangan Puputan Badung menyinari raut wajah yang sepertinya sedang menahan beban. Ya, itu memang wajahku, wajah yang berusaha menutupi segala keresahan yang kurasakan dari sahabatku yang ku ajak bersama malam itu. "kenapa tumben malam minggu malah jalan denganku, bagaimana acara nge-date dengan pacarmu?" tanya sahabatku dengan rasa curiga. Ah, sebenarnya aku enggan sekali mengatakan apa yang sedang ku rasakan saat itu, tidak ingin membuatnya merasa khawatir terhadapku. Ya, memang benar aku hanya diam sambil tersenyum menanggapi pertanyaannya seraya berjalan menuju penjual jagung. "mas ini jagung manis atau biasa ya", "manis mbak" jawabnya singkat. Aku memilih jagung rebus karena baru pulih dari infeksi tenggorokan yg menimpaku tempo hari, sedangkan sahabatku memilih jagung bakar. Ya, dia memang sangat menyukainya. Sesekali aku menatap ke arah kantor pemerintahan yang ada diseberang lapangan. Di gerbangnya ada seorang tentara yang sedang berjaga, sepertinya cukup rupawan. Samar ku dengar ia sesekali memanggil kami dengan maksud menggoda. Aku hanya tertawa kecil melihat tingkah lucunya itu. Setelah membayar jagung, kami berjalan menuju tengah lapangan sambil menerawang di mana ada sedikit ruang untuk kami duduk. Tiba-tiba sahabatku memecah lamunanku "kayaknya di tengah lapangan itu cukup bgus tempatnya untuk menikmati suasana di sini", "oh, iya sepertinya juga begitu" jawabku. Kami kemudian duduk di sana, ya tempat yang cukup nyaman memang. Di belakang kami ada pedagang *"arum manis" dan *"kitiran", didepan ada sepasang dewasa yang sedang memadu kasih, disamping kiri agak jauh dari tempat kami duduk ada beberapa laki-laki yang sedang berkumpul dan disamping kanan sebuah keluarga bermain-main dengan anak balita mereka.
"kenapa kamu sebenarnya, dari tadi aku melihat wajahmu dan kelakuanmu aneh tidak seperti hari-hari lain, ceritalah kalau ada yang mengganggu fikiranmu" sela sahabatku, "ah, cuma perasaanmu saja, aku baik-baik saja tidak terjadi apapun, hanya saja ingin mengobrol bersamamu" tetapi sesungguhnya bukan itu yang ada dibenakmu, ada keresahan yang ku sembunyikan. Sambil tersenyum sinis aku berfikir sahabatku memang selalu jeli menebak suasana hatiku, tak salahlah dia yang menjadi tempatku berkeluh kesah meminta bantuan dan nasihatnya. "ah, apalah yang mereka peroleh tiap malam melakukan "sing n dance" disini tiap malam" fikirku ketika memperhatikan sekelompok orang di pojok lapangan. Memang beraneka macam orang, pasangan, dan kelompok yang ada disini tau lebih tepatnya bisa dikatakan taman bermain, karena lebih banyak anak-anak yang bercanda ria disini. "tunggu sebEntar, aku mau beli arum manis dulu ya, jagung udah habis ni, hehe" ucapku pada sahabatku. "pak berapa satu, saya mau satu yang putih ya", " 3000 mbak," kata si penjual arum manis padaku. Aku menikmati arum manis hampir sendirian, karena sahabatku kurang berminat untuk arum manis malam itu. Kami lebih banyak diam menikmati suasana Puputan Badung, hanya sesekali tertawa melihat hal-hal di sekitar kami.Ingin sekali rasanya aku bercerita padanya tentang yang kuresahkan hari itu, tetapi rasanya seperti ada batu kedondong yg menyangkut ditenggorokanku sehingga tak sepatah katapun terucap dari Bibirku. Hah, memang tidak nyaman rasanya jika harus menyimpan semuanya sendirian, apa daya kali ini rasanya lebih baik diam dulu. Tiba-tiba ada seorang balita yang sangat manis lewat didepan kami bersama ayahnya. Terfikirlah olehku betapa senangnya menjadi balita itu bisa tertawa riang yang tidak harus memikirkan masalah-masalah yang ada saat beranjak menjadi orang dewasa. Andai bisa waktu diputar kembali, ingin sesaat merasakan masa itu lagi.
"ayo kita cari soto atau apa gitu, setelah itu baru kita pulang" ucapku pada sahabatku setelah merasa cukup lama menikmati suasana Puputan Badung yang ramai. "maunya kemana, gimana kalau ke *"Kreneng" aja?" tanyanya padaku. Aku mengangguk tanda setuju. "Kreneng" cukup terkenal dengan pusat makanannya pada saat malam hari, apapun yang kita cari tersedia disana, tentunya dengan harga yang pas dengan kantong mahasiswa seperti kami.
Kami melangkahkan kaki kami menuju parkir dimana kami meletakkan motor. Sesekali terdengar para laki-laki menggoda kami. maklum saja kami hanya berdua, yang biasa mereka lihat kebanyakan pergi dengan pasangannya, tetapi kami dua orang wanita. Cukup lucu memang, tetapi mungkin lebih tenang rasanya begitu malam itu. Ada sedikit kejadian konyol saat hendak mencari letak motor, kami lupa sama sekali dimana meletakkannya. Padahal kami belum setua itu rasanya, tetapi ingatan kami sudah seperti umur 40-an. Untunglah segera kami menemukan motor kami. Jarak antara Puputan Badung dan "Kreneng" cukup dekat, Hanya sekitar 300 meter. Sesampai di "Kreneng" kami memilih parkir ditempat yang mudah diingat, agar tidak lagi terjadi seperti di Puputan Badung. Suasana malam itu di "Kreneng" sangat ramai. Kami harus berjalan agak ke dalam untuk menemukan soto ayam yang tidak terlalu ramai pengunjung. Ahirnya kami menemukannya juga, rasanya sudah tak sabar menyantapnya. Sahabatku meminta pendapatku "di sini mau? atau mau cari yang lain dUlu?" , "ya, di sini aja, gx terlalu sepi dan gx terlalu ramai juga kan, kayaknya sih enak" ucapku. "mas, soto ayam dua, minumnya teh hangat dua, satu tanpa gula ya tehnya" teriak sahabatku memesan soto. Tak lama, pesanan kami pun datang, segera saja kami menyantapnya. Ya, memang benar rasanya lumayan enak tidak mengecewakan lidah kami. Baru saja setengah kami menyantap soto, tiba-tiba angin sangat kencang disertai hujan deras. Pengunjung "Kreneng" semua berlarian ketakutan sambil komat-kamit berdoa memohon keselamatan. Kami berusaha tak panik dengan tetap melanjutkan santapan kami, tetapi dalam hati sungguh rasanya gelisah sekali sepertinya malam itu hendak berakhir nafas ini. Aku dan sahabatku berdoa dalam hati memohon kemurahan hati Yang Esa untuk meredakan amarahnya malam itu pada manusia. Semua tenda-tenda penjual makanan di "Kreneng" hendak roboh, mereka berusaha menahan tenda tersebut agar tidak sampai roboh. Ada orang tua, muda, dan anak-anak yang berlindung di bawah tenda-tenda itu. Air mulai menggenangi kawasan "Kreneng", sungguh tak bisa ku bayangkan yang akan terjadi malam itu. Kenyataaan yang terburuklah yang ku perkirakan. Handphone pun tak berani ku hidupkan, karena petir sangat kuat dan menakutkan sekali. Setelah cukup lama, para pedagang mulai membongkar tenda mereka, kami pun memutuskan untuk menerobos hujan. Kami berlari kearah tempat parkir, untungnya setelah sampai ditempat parkir angin mulai mereda tak sekencang pada saat awal hujan. Dengan menggunakan jas hujan kamipun menerobos pulang kerumah. Mungkin jas hujan tidak terlalu membantu kami, karena sebelumnya kami sudah basah kuyup. Di perjalanan pulang aku merasakan kepala ku sakit sekali, tanda-tanda keadaan tubuhku kurang sehat. Aku menguatkan diriku agar aku tiba di indekost dengan selamat. Setelah cukup dekat dengan rumah sahabatku, kami berpisah, karena jarak indekost ku masih sekitar 300 meter dari rumah sahabatku. "hati-hati ya" ucap sahabatku memperingatkanku, "ya pasti, kamu juga mandi sampai di rumah supaya gx sakit ya" balasku. Sesampai di indekost aku langsung membasuh tubuhku takut semakin buruk kondisi tubuhku jika tak segera dibasuh. Kemudian selesai membasuh tubuh, aku mengakses facebook dan mengaktifkan handphone ku sejenak menunggu rambutku setengah kering. "sudah di kos?" itulah sms yang tertera di layar handphone dari sahabatku. "sudah, qm udah mandi biar gx sakit" balasku. Sambil menunggu sms selanjutnya aku menulis status di facebook, "thx u sista, n i'am sorry make u wet" tulisku pada kolom update status facebook. Setelah kurasa cukup kering rambutku, segera ku matikan laptop kemudian menyambangi tempat tidurku. Saat ku cek handphone ada sebuah sms yang bertulis "sudah mandi baru aja". Ya, sudah bisa ditebak sms itu dari sahabatku. Kuketik pesan untuk membalas sms sahabtku "syukurlah, ya aq bobo duluan ya, kpla skit bnget, night". Akupun pergi tidur, di benakku terbersit rasa bersalah, karena sahabatku basah kuyup juga sepertiku dan aku juga sangat berterimakasih padanya yang selalu ada disaat apapun. Di lain sisi ada yang masih mengganjal di hatiku karena belum bisa berkata jujur tentang keresahanku malam itu.

nb: *Kitiran = mainan anak-anak yang bisa terbang seperti baling-baling dan ada lampunya.
*Kreneng = terminal sekaligus pasar Tradisioanl dan pasar malam di Denpasar, Bali, dikenal sebagai pusat makanan dan pakaian murah saat malam hari.
*Arum manis = makanan ringan yang di olah dari gula pasir yang digiling putar
sehingga terbentuk benang-benang halus yang kemudia menjadi gumpalan seperti busa.

No comments:

Post a Comment