Thursday, February 10, 2011

1. Yoga dan Filsafat

Apakah yoga adalah sebuah filsafat menjadi pembahasan bagi para sarjana India maupun Barat. Hampir semua sarjana setuju bahwa yoga merupakan filsafat diantara 6 filsafat yoga yang menjadi salah satu filsafat India yang telah diakui oleh semua orang. Selain filsafat yoga, dalam filsafat lain kita masih menemukan dialog antara agama Hindu, Buddha, Jaina dan orang yang tidak percaya Tuhan akan tetapi dalam filusuf yoga sama sekali tidak ada dialog dari apapun. Oleh karena itu filusuf yoga merupakan murni dan bebas dari ajaran agama maupun budaya tertentu dan itu merupakan keberhasilan Patanjali sendiri sebagai filusuf yang universal yang bisa diterima oleh siapa saja.
1.1 Enam Filsafat Yang Berkembang Di India
1. Nyaya –di tulis oleh Gautama. Filsafat Nyaya membahas tentang Sembilan unsur yaitu Prithvi, air, api, angin, angkasa dan lain-lain.
2. Vaisesika-di tulis oleh Kanada. Vaisesika membahas tentang partikel atom
3. Sankhya- di tulis oleh Kapila. Sankhya memperkenalkan 25 unsur untuk merialisasikan diri dengan Tuhan.
4. Yoga delapan tahap untuk mencapai kesempurnaan
5. Mimansa- di tulis oleh Jaimini. Mimansa adalah sebuah filsifat berdasarkan Veda yang melindungi ritual-ritual Veda dan tanpa ritual Veda tidak dapat memasuki sorga.
6. Vedanta adalah sebuat filsafat yang membahas tentang Tuhan dan menganggap setiap jiwa bisa merasakan menjadi Tuhan.
Keenam filsafat ini sangat jauh berbeda dan setiap filsafat memiliki doktrin masing-masing yang sempurna untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Akan tetapi seringkali para sarjana menganggap filsafat yoga lebih praktikal untuk mewujudkan doktrin-doktrin filsafat yang lain. Akan tetapai konsep yoga pada umumnya membahas tentang jiwa, Tuhan, dan alam semesta. Dalam Sutra Patanjali tidak menemukan nama-nama buku suci Agama Hindu seperti Veda, Upanisada, padahal dalam filsafat Mimamsa kita menemukan konsep-konsep Veda dan nama Veda ditemukan, demikian juga ritual-ritual Veda seperti Agnihotra (korban api) juga diharuskan untuk masuk dalam sorga.
Sedangkan dalam filsafat Vedanta lebih difokuskan terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan Tuhan dan dari namanya sendiri yaitu Vedanta kita bisa melihat ada hubungan yang lebih dekat dengan Veda. Dan itu berarti bukan berarti filsafat jauh dari Veda melainkan menempatkan diri lebih universal. Tanpa bantuan Veda pengikut yoga bisa mencapai kesempurnaan. Akan tetapi bila ada yang ingin mengikut sertakan mantra-mantra Veda atau buku-buku Suci lain diberikan kebebasan. Karena itu Patanjali yoga tidak membahas Veda melainkan membawa praktisi yoga menuju kesempurnaan dengan memilih yoga itu sendiri. Dengan demikian filsafat bebas dari mantra ritual, dan agama Hindu.
1.1.1 Nyaya
Epistemology Gautama dalam fisafat Nyaya. filsafat Nyaya membahas 16 unsur mencapai kesempurnaan
1. Pramana (sumber pengetahuan)
2. Prameya (objek pengetahuan)
3. Samsaya (keraguan)
4. Parayo janah (maksud)
5. Dristant (contoh)
6. Siddhan (doktrin yang sudah ditetapkan)
7. Avayava (syllogism)
8. Tarka (argumentasi)
9. Nirnaya (kesimpulan)
10. Vada (debat)
11. Jalpa (kemenangan melalui ucapan)
12. Vitanda (kritikan yang distruktif)
13. Hetvabhas (kebohongan syllogism)
14. Chhal (penipuan)
15. Jati (tanpa tujuan)
16. Nigrasthanas (menerima kekalahan)
Dengan cara 16 ini Gautama telah membuktikan konsep-konsep baru, memperkenalkan konsep-konsep alam, badan, indriya, obyek-obyek indriya budhi, pikiran, perbuatan, dosa kelahiran, menerima hasil dari perbuatan, kesengsaraan, dan terakhir konsep kebebasan (moksa). Dengan demikian, menurut Filsafat Nyaya seseorang bisa mempelajari 16 kategori untuk mencapai kebenaran baru ia bisa menyiapkan diri untuk mencapai moksa.
1.1.2 Mimansa dan Vedanta
Filsafat Mimamsa diperkenalkan oleh Jaimini. Dan ia memperkokoh ritual-ritual Veda untuk mencapai ke sorga. Sedangkan terakhir Vedanta menerima dengan cara mengenal maya yang merupakan ilusi yang mewakili seluruh alam semsta dan Brahman yang merupakan Tuhan. Untuk mencapai brahman seseorang harus menghilangkan ilusi maya. Saat itu manusia merasakan bahwa diri adalah tuhan itu sendiri. Dalam 5 filsafat tersebut bisa dilihat hampir semua filsafat tidak membahas tentang konsep yang detail tentang yoga. Sedangkan untuk mencapai kesempurnaan masing-masing filsafat tetap memerlukan konsep yoga. Oleh karena itu filsafat yoga sangat praktikal sedangkan filsafat kelima filsafat yang lain lebih teoritikal. Dengan demikian jelas 5 filsafat tersebut tidak sempurna tanpa Yoga. Unsur Yoga paling tidak meditasi kita juga bisa melihat dalam riwayat hidup Buddha Gautama dan Mahvira yang merupakan pendiri agama Buddha dan Jaina yang memperkenalkan konsep Ahimsa (tanpa kekerasan). Oleh karena itu konsep yoga yang lebih bersifat universal tidak mengganggu ajaran-ajaran yang lain, melainkan turut membantu untuk mencapai ke tujuan agama masing-masing.

1.2 Astangga Yoga (Delapan Tahap Yoga) Menurut Yoga Sutra Patanjali
1. Yama (Pengendalian)
2. Niyama (Peraturan-peraturan)
3. Asana (Sikap Tubuh)
4. Pranayama (Latihan Pernapasan)
5. Pratyahara (Menarik Semua Indriya Kedalam)
6. Dharana (Telah Putuskan Menyatu Dengan Tuhan)
7. Dhyana (Mulai Meditasi Untuk Menyatukan Diri Dengan Tuhan)
8. Samadhi ( Telah Menyatu Dengan Tuhan)
Bagian-Bagian Yoga Sutra:
1. Samadhi Pada (Pengertian Yoga)
2. Sadhana Pada (Cara Melakukan Yoga)
3. Vibhuthi Pada (Hasil-hasil Yang didapat Melalui Yoga)
4. Kaivalya Pada (Pembahasan Samadhi dan Pencapaian kesempurnaan)

1.3 Maksud Yoga Dan Kata Menyatukan Diri Dengan Tuhan
Yoga lahir dari “yuj”dalam arti “samadhau” yang bermakna mendekatkan diri dengan Tuhan. Walaupun kata “yuj” memiliki beberapa arti seperti bersama, menyatu, mendekatkan diri, dan lain-lainnya. Patanjali, pendiri filsafat Yoga dengan sangat jelas memperkenalkan kata Yoga dengan Sutra kedua yaitu: “Yogas Citta Vrtti Nirodhah” membatasi gerak-gerak pikiran/mengendalikan pikiran adalah yoga. Selain ini kita tidak menemukan definisi yang lain tentang yoga yang berjumlah 195.
Selebihnya membahas tentang teknik-teknik serta tahap-tahap melakukan Yoga. Satu hal yang sangat menarik dalam Weda maupun upanishada dan buku-buku Hindu lainnya, ditemukan dua kata yaitu moksa yang artinya keinginan jiwa untuk mencapai Tuhan dan surga yang artinya masuk ke dalam surga. Akan tetapi Patanjali sendiri tidak memperkenalkan dua terminologi tentang moksa dan surga dalam filsafat yoga. Ia justru memperkenalkan terminologi untuk mencapai Tuhan yaitu Kaivalya.
Dengan demikian filsafat yoga yang diperkenalkan oleh Patanjali membawa manusia dengan jalan yoga, merealisasikan diri seperti: ia datang darimana dan akan menuju ke mana? Serta melepaskan segala ikatan-ikatan duniawi adalah keberhasilan dalam yoga. Perlu diketahui bahwa filsafat yoga menekankan melalui cara Yoga ke setiap jiwa individu, bisa berhasil melepaskan diri dari ikatan duniawi dan dengan mudah mengetahui Tuhan itu sendiri. Dalam yoga sendiri ada sebuah kata yang disebut Videha yang artinya seseorang juga bisa bertemu dengan Tuhan walaupun ia masih berbadan kasar.
Sehingga tidak hanya berarti menyatukan diri dengan Tuhan setelah meninggal melainkan seorang Yogi juga bisa berhasil bertemu dengan Tuhan disaat ia masih hidup. Contohnya: Raja Janaka, Swami Ramakhrisna Paramahamsa. Patanjali membahas bahwa seorang manusia bisa berhasil dalam Yoga karena dari kelahiran yang istimewa seperti tokoh-tokoh besar di dunia. Manusia bisa berhasil dengan obat-obatan herbal yang memang berhasiat luar biasa seperti kita temukan dalam kesusastraan sansekerta seperti minuman amerta (soma jus) yang ditemukan di gunung Himalaya dan gunung-gunung lainnya. Manusia juga bisa berhasil dengan merenungkan mantra-mantra atau doa-doa yang sesuai dengan agama masing-masing. Manusia juga bisa berhasil dengan melakukan meditasi dan belajar Yoga secara rutin, disertai dengan perenungan yang sangat khusuk.
Dengan demikian di sini sangat jelas bahwa bidang Yoga sangat luas sekali. Dan masing-masing manusia dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui obat-obatan herbal, kelahiran-kelahiran istimewa dengan mempergunakan doa-doa yang khusus, bekerja keras dan meditasi. Begitu banyak cara diperkenalkan tentang keberhasilan seorang manusia di dunia ini dan semua itu masuk dalam kategori yoga. Saat Patanjali menulis doa-doa khusus juga bisa membawa manusia ke dalam yoga, ia justru tidak memperkenalkan doa/mantra khusus melainkan mempersilahkan memilih mantra/doa sesuai kepercayaan masing-masing. Disini berarti seseorang yang tidak melakukan meditasi juga dengan cara yang lain bisa mendekatkan diri dengan Tuhan.
Contoh: seseorang yang menggunakan obat-obat natural ia bisa hidup sehat dan tetap bisa mendekatkan diri kepada Tuhan. Begitu juga yang lahir di keluarga istimewa atau yang disebut orang kharismatik. Dengan demikian konsep Patanjali menyatakan bahwa antara hubungan jiwa manusia dengan Tuhan sangat luas sekali. Dimana akhirnya saat manusia telah berhasil melepaskan segala ikatan duniawi dan dirinya memliki pengetahuan yang baik serta kesempurnaan tentang rahasia alam, tidak ada lagi keinginan untuk menikmati dunia ini, dan berhenti berbuat baik. Tidak juga mengharapkan hasil dari perbuatan baik dalam perbuatan baik maupun buruk. Saat itu tidak ada lagi pertanyaan dan keraguan maka ia bebas dari pertanyaan, keraguan, hasil perbuatan yang telah ia lakukan dan segala ikatan alam semesta. Inilah yang dinamakan manusia itu telah mengenal jati dirinya. Inil jugalah yang disebut pencapaian kesempurnaan dalam Yoga.

1.4. Gerakan Badan dan Pose-Pose Dalam Yoga
Gerakan-gerakan badan dan pernafasan serta meditasi yang dilakukan dalam yoga sangat membantu praktisi yoga untuk menyehatkan badan, nafas, dan pikiran.
sehingga mulai umur 4 tahun samapai 85 tahun gerakan-gerakan yoga, pernafasan, dan meditasi sangat mudah untuk di lakukan.
Setiap gerakan maupun latihan pernafasan membantu mengurangi berbagai macam penyakit.
Sebagai contoh: Pascimottanasan sangat cocok untuk penyakit yang berhubungan dengan perut seperti maag, perut kembung, dan lain-lain. Savasan sangat cocok untuk orang yang tensi darahnya rendah dan untuk penyakit penyakit tulang, latihan pernafasan Bhastrika sangat cocok untuk stres, Suryabhendi sangat cocok untuk flu dan penyakit pencernaan. Demikian juga Anulom-Vilom sangat cocok untuk tensi darah rendah maupun tinggi, dan meditasi sangat membantu untuk menenangkan pikiran. Oleh karena itu latihan-latihan fisik maupun mental yang ada dalam yoga sepenuhnya bersifat universal dan menjaga kesehatan praktisi yoga dengan sempurna.

Dengan demikian yoga merupakan sebuah ilmu kesehatan yang bisa diaplikasikan oleh siapa saja, demikian juga pembersihan-pembersihan yoga terapi seperti yang dilakukan dalam jalanethi dapat membantu menghilangkan penyakit mata, telinga, sakit kepala, dan tenggorokan. Sebuah yoga terapi yaitu tratak sangat membantu untuk membersihkan mata dan membuat pengelihatan menjadi lebih bagus.
Demikian juga beberapa teknik yoga seperti jnyan mudra sangat bagus untuk mengolah energi badan menjadi sempurna dan merupakan obat gratis bagi yang memiliki penyakit imsomnia (susah tidur). Sedangkan teknik Vayu mudra sangat bagus untuk penyakit perut kembung dan mag. Sedangkan Aparvayu mudra sangat bagus untuk menyehatkan jantung dan mencegah terjadinya serangan jantung.
Teknik-teknik terapi yoga ini sangat cocok untuk semua orang dan nama-nama yang ada dalam teknik-teknik tersebut berasal dari bahasa Sansekerta dan bersumber pada buku-buku yoga seperti Hathayogapradipika dan Gheranda Samhita. Semua jenis terapi yoga yang ada sekarang tidak dibahas/ditemukan dalam 4 Veda Hindu. Oleh karena itu semua jenis teknik-teknik terapi yoga bersifat universal dan hanya fokus terhadap penyakit-penyakit tertentu yang ada atau bisa dikembangkan juga oleh Yogi yang baru sewaktu-waktu. Dengan demikian yoga merupakan physical science untuk kesehatan badan.

GERAKAN MENURUT GHERANDA SAMHITA
No Nama Asana Sikap / Pose Manfaat
1 Siddhasan Sikap Duduk Yang Lurus Untuk Mendapatkan Keberhasilan
2 Padmasan Sikap Duduk Teratai Menghilangkan Segala Macam Penyakit
3 Bhadrasan Duduk Diatas Tumit Yang Terbalik Menghilangkan Segala Macam Penyakit
4 Muktasan Duduk Diatas Kaki Yang Kiri Kemudian Taruh Diatas Untuk Keberhasilan
5 Vajrasan Duduk Diatas Kedua Telapak Kaki Untuk Pencernaan
6 Svastikasan Duduk Dengan Kaki Dilipat Dibawah Dan Yang Lainnya Di atas Untuk Keberhasilan
7 Singhasan Duduk Seperti Sikap Singa Untuk Menghilangkan Penyakit
8 Gomukhasan Duduk Seperti Wajah Sapi Mengatasi Penyakit Jantung
9 Virasan Sikap Seorang Pemberani Menumbuhkan Sikap Pemberani
10 Dhanurasan Postur Seperti Busur Melenturkan Tulang Belakang
11 Mritasan Postur Badan Seperti Mayat Untuk Tensi Darah Rendah
12 Guptasan Kedua Kaki Sembunyi Dibawah paha Untuk Melenturkan Kedua Kaki
13 Matsyasan Sikap seperti Ikan Untuk Menghilangkan Penyakit
14 Pascimottanasan Sikap duduk Dengan kedua Kaki Lurus Untuk Penyakit Pencernaan
15 Matsyendrasan Sikap Ikan Terbalik Untuk Penyakit Pencernaan
16 Goraksasan Duduk Diatas Kedua Kaki Untuk Keberhasilan
17 Utkatasan Duduk Diatas Tumit Kaki Untuk Kesehatan Seluruh Tubuh
18 Sankatasan Melipat Kedua Kaki Melenturkan Kedua Kaki
19 Mayurasan Sikap Merak Menguatkan Pencernaan
20 Kukutasan Sikap Ayam Untuk Kedua Tangan Dan Penyakit Wasir
21 Kurmasan Sikap Kura-kura Untuk Memanjangkan Nafas
22 Uttan Kurmasan Sikap Kura-kura II Untuk Nafas,Kesehatan dan Penyakit Perut
23 Uttan Mandukasan Sikap Kodok Untuk Kekuatan Badan
24 Vriksasan Sikap Pohon Untuk Kesetabilan Dua
25 Mandukasan Sikap Kodok II Untuk Pernafasan
26 Garudasan Sikap Garuda Untuk Prostat
27 Vrisasan Sikap Sapi Jantan Untuk Hernia
28 Salabhasan Sikap Kalajengking Segala Jenis Penyakit Perut
29 Makarasan Sikap Buaya Untuk Menghilangkan Stress Dan Sangat Bagus Untuk Leher
30 Ustrasan Sikap Unta Untuk Leher Yang Kaku
31 Bhujangasan Sikap Ular Mengeluarkan Racun Dari Badan
32 Yogasan Sikap Duduk Nyaman Dan Stabil Untuk Memberikan Rasa Nyaman Dan Stabil Pada Saat Meditasi


2. Meditasi
Patanjali menulis Sutra dan memberikan penjelasan bahwa, setelah manusia membersihkan badan maupun pikiran perlu melakukan perenungan kepada Tuhan. Ia memberikan nama Tuhan dengan sebutan Pranava. Menurut kamus Sansekerta-Inggris, Pranava memiliki arti: Prakristen Niyate Iti Pranavah, yaitu sesuatu energi yang membawa ke Tuhan. Dalam artian di sini manusia perlu untuk berdialog/bersembahyang/memuja nama-nama Tuhan dengan kesucian hati dan diri (Nama Tuhan yang dimaksud adalah nama Tuhan dari kepercayaannya masing-masing)
Di sini sangat jelas bahwa Patanjali tidak menulis langsung nama Tuhan dengan kata OM, melainkan dengan kata Pranava. Oleh karena itu sejak awal Patanjali sangat berhati-hati agar terminologi kata-kata yang digunakan dalam Patanjali bersifat universal, bukan untuk agama tertentu. Untuk memudahkan konsentrasi renungkanlah nama-nama Tuhan menurut kepercayaan masing-masing. Dan satu hal yang sangat perlu untuk diketahui bahwa terminologi tentang nama-nama Tuhan saat munculnya yoga dan kemudian hari munculnya agama-agama tertentu di India terjadilah perbedaan.
Demikian juga agama-agama yang muncul di luar India.
Seandainya kita menerima yoga paling sedikit 5000 tahun yang lalu kita akan mengetahui agama/kepercayaan yang muncul setelah yoga membuat terminologi-terminologi baru yang diwarisi hingga kini. Para sarjana perlu mempertimbangkan perbedaan waktu antara kemunculan agama dan kemunculan yoga itu sendiri.

2.1 Tujuan meditasi
Saat manusia berhasil dalam meditasi dengan memfokuskan diri kepada Tuhan, saat itulah kebijaksanaan (wisdom) yang benar muncul dalam diri seorang praktisi yoga. Kebijaksanaan ini menjadi keberhasilan seorang Yogi. Dan saat itu ia selalu berbicara, berbuat, dan berpikir yang benar. Sehingga pada akhirnya melalui jalan yoga ia dapat merealisasikan dirinya. Ketika kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam diri sendiri. Seperti misalnya ; Siapakah saya? Dari manakah saya? Apakah tujuan saya? Bagaimana terjadinya alam? Dan lain sebagainya.
Pencapaian kesempurnaan
Patanjali mempergunakan kata Kaivalya yang artinya kesempurnaan merealisasikan diri. Dan pada akhirnya manusia telah merealisasikan ke sindrom yang sempurna sebagai sendiri dan pisah dari alam semesta.
Apa hubungan yoga dengan agama Hindu?
Kata Hindu tidak ditemukan dalam 4 buku suci agama Hindu yang disebut Veda. Di dalam Veda itu sendiri ditemukan nama pengikut Veda yang disebut Arya, Vaidika, dan Sanatan Dharma. Dalam 4 Veda itu sendiri konsep Patanjali tentang keseluruhan yoga tidak dibahas/tidak ditemukan di dalam Veda. Walaupun ditemukan kata Yoga tapi sama sekali tidak ada hubungan dengan Sutra-sutra Patanjali.
Bagi mereka yang menjadi pengikut Weda disebut rsi (rishi), sedangkan bagi mereka yang mempelajari Yoga disebut yogi. Teks buku Nirvta yang ditulis oleh Yaska, bahwa rsi adalah yang menerima mantra-mantra Weda. Dari sini telah jelas terbukti bahwa Patanjali adalah seorang Yogi yang mempraktikkan metode yoga dan disebut sebagai Yogi, yang tidak harus mempelajari Weda. Namun seorang Yogi perlu untuk mempelajari semua pengetahuan untuk kebijaksanaan dirinya.
Hal yang kedua dalam buku-buku Weda dan filsafat India yang sampai sekarang memperkenalkan terminologi moksa dan surga sebagai tujuan akhir manusia. Akan tetapi kedua nama tersebut baik moksa maupun surga tidak ditemukan dalam sutra Patanjali, melainkan ia memilih Kaivalyasebagai tujuan pencapaian kesempurnaan. Berarti di sini yoga memiliki terminologi sendiri. Arti Kaivalya adalah mengetahui kepribadian diri sendiri yang sempurna/telah pisah dari alam semesta.

3. Patanjali dan Hathayoga
Ha artinya matahari dan tha artinya bulan. Saat dua energi bulan dan matahari menyatu dalam badan, maka saat manusia menarik nafas keluarlah suara SO dan saat mengeluarkan nafas keluarlah suara HAM. Konsep Hathayoga dikenalkan dalam dua text book Hathayogapradipika dan Gerandha Samhita juga bersumber pada Sutra Patanjali. Hatha Yoga menerima asana gerakan badan. Latihan pernafasan dan meditasi Dhayana dari Sutra Patanjali, sehingga konsep Hatha Yoga tidak jauh dari Patanjali. Akan tetapi Patanjali sendiri sama sekali tidak membahas Kata Hatha dalam sutra-sutra tersebut. Hatha Yoga juga menambahkan beberapa teknik yoga lain seperti mudra yaitu gerakan-gerakan tangan.
Sat Karma (6 jenis pembersihan) untuk kesehatan dan teknik-teknik meditasi serta latihan fisik dan pernafasan yang tidak kita temukan dalam sutra-sutra Patanjali. Oleh karena itu konsep Hatha Yoga lebih fokus terhadap teknik-teknik yoga dan pada umumnya bersumber pada Patanjali. Akan tetapi ada sedikit perbedaan dan beberapa teknik Hatha Yoga juga digunakan dalam beberapa sekte di India seperti Shiva dan Tantra.

SEJARAH TURUNNYA HATHA YOGA
Ajaran Hatha Yoga diterima oleh Yogi Matsyendranath dari percakapan Yoga antara Shiva dan Parvati. Kemudian Matsyendranath mengajarkan kepada Goraksanath, dan Goraksanath inilah kemudian meyebarkan Hatha Yoga kepada masyarakat India bahkan sampai ke beberapa daerah seperti Nepal. Konsep Hatha Yoga menerima Asana, Paranyama dan Meditasi yang dipekerkenalkan oleh Patanjali. Namun dua teks buku Gheranda Samhita dan Hatha Yoga juga memperkenalkan tambahan teknik Mudra untuk kesehatan maupun keberhasilan dalam Yoga. Perlu diingat bahwa dalam dua teks book dari Hatha Yoga juga tidak memperkenalkan mantra-mantra tertentu untuk melakukan latihan fisik dan pernapasan.
Akan tetapi konsep Hatha Yoga juga dipraktikkan oleh penganut sekte Shiva di India dan juga teks buku Hathayoga juga dimasukkan dalam kurikulum Universitas-Universitas di Haridwar dan beberapa Institute Yoga di India sekarang. Kemudian konsep dari Hatha Yoga ini di adopsi oleh sekte-sekte di India.
Hatha Yoga ini memperkenalkan konsep Sat Karma (enam jenis pembersihan yaitu Dhauti, Basti, Tratak, Neti, Nauli Dan Kapalbhati) Hatha Yoga ini juga memperkenalkan teknik 32 Asana yaitu Siddhasan(sikap duduk yang lurus), Padmasan (teratai), Badhrapadmasan, Muktasan, Vajrasan, Svastikasan, Singhasan, Gomukhasan, Virasan, Dhanurasan, Maritasan, Guptasan, Matsyasan, Matsyendriyasan, Goraksasan, Pascimottanasan, Utkatasan, Sankatasan, Mayurasan, Kukutasan, Kurmasan, Uttan Kurmasan, Uttan Mandukasan, Vriksasan, Mandukasan, Garudasan, Vrisabhasan, Salabhasan, Makarasan, Ustrasan, Bhujanggasan, Dan Yogasan. Hatha Yoga juga memperkenalkan 25 mudra untuk hidup sehat dan membangkitkan energi Kundalini yaitu Maha Mudra, Nabhomudra, Udiyan Bandha, Jalandhar Bandha, Mulabandha, Maha Bandha, Mahavedha, Kecarai Mudra, Vipritkarni, Yoni Mudra, Vajrani, Sakticalini, Tadagi, Manduki, Sambhavi, Asvini, Pasini, Kaki, Matanggi, Bhujangini, Dan Ada Tambahan Mudra Dari Pancadharana Yaitu Prithivi, Arambhasi, Vaisvanari, Vayvi, Dan Nabho Mudra.
Pranayama yang diperkenalkan oleh Patanjali yaitu berjumlah empat dan dikembangkan dalam buku-buku Hathayoga menjadi delapan jenis Pranayama yaitu Sahita, Surya Bedhi, Ujayyi, Shitali, Bahstrika, Bhramari, Murcha, dan Kevali. Sedangkan dalam konsep Kundalini diperkenalkan dan beberapa teknik untuk merenungkan Tuhan. dengan demikian sangat jelas perbedaan dan kesamaan antara konsep Hatha Yoga dan sutra-sutra Patanjali.



4. Kesimpulan
Setelah melihat perjalanan Yoga dari sudut pandang filsafat kesehatan serta sejarahnya jelas bahwa Yoga memiliki konsep yang sangat luas dan konsep ini sangat universal. Yoga bisa dijadikan sebuah pola untuk hidup sehat secara fisik, mental, dan moral. Sebaiknya yoga tidak perlu dikaitkan dengan agama atau budaya melainkan sebuah konsep yang lahir dari India kemudian berkembang dalam masyarakat, sejak jaman dahulu sampai sekarang yang mengalami perubahan dan perbedaan. Kita tidak perlu mengaitkan konsep yoga ini dengan salah satu agama tertentu melainkan kita akan menghadirkan yoga terutama Sutra-sutra Patanjali. Bila kita terima seadanya yaitu konsep Patanjali yang universal, yang tidak berbau sekte, aliran, ataupun apa saja yang memang cocok dan bisa diadopsi oleh siapapun.
Konsep yoga, memiliki filsafat kedamaian. Siapapun yang mempraktikannya akan mulai merasa hidup damai dan sifat-sifat negatif dari individu akan sirna. Dan orang tersebut akan mulai hidup yang lebih sehat tanpa tergantung obat-obatan dan akan menjaga ekosistem serta akan melindungi alam semesta menjadi lebih alami dan turut membantu semua manusia agar bisa hidup dalam kerukunan walaupun ada segala perbedaan-perbedaan. Yoga akan membuat kita semua mulai bersahabat duduk bersama-sama dan menerima kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan tersebut. Dan bila kita bisa mewujudkannya berarti kita telah berhasil dalam yoga.
Melihat kebanyakan orang menderita berbagai macam penyakit menjadi perhatian utama Patanjali yang senantiasa menggangu setiap individu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Maka untuk menghindari hal-hal yang bersifat menggangu kesehatan, Patanjali memperkenalkan konsep yoga, teutama tiga bagian yang sangat penting adalah latihan fisik, pernafasan dan meditasi yang kemudian dikembangkan ke dalam Hathayoga. Sumber penyakit atau gangguan kesehatan adalah pikiran. saat manusia berpikir negatif, maka penyakit-penyakit akan mulai berkembang di dalam sel-sel darah manusia yang menjadi sumber penyakit. Dan saat manusia mulai berpikir positif maka peredaran darah dalam tubuh manusia menjadi bersih dan lancar sehingga tidak akan ada lagi gangguan kesehatan. Melainkan mulai hidup sehat dan bahagia. Untuk itu definisi Patanjali tentang Yoga adalah universal dan sempurna untuk hidup sehat yaitu mengendalikan gerak-gerak pikiran adalah Yoga.
Bila kita bisa mengendalikan pikiran dengan melakukan latihan fisik dan pernafasan serta meditasi maka kita bisa mulai hidup sehat dan tidak akan ada stres, atau penyakit yang lain. Tradisi pengobatan India yang dikenal sebagai ayurveda-pun sependapat dengan yoga bahwa sumber penyakit manusia adalah pikiran. Jika kita bisa mengendalikan pikiran dengan baik, kita bisa hidup sehat dan bahagia. Dan bila kita tidak bisa mengendalikan pikiran dengan baik maka kita akan terjun ke dalam berbagai penyakit. Oleh karena itu latihan fisik, pernafasan, dan meditasi memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak bisa dipisahkan, untuk hidup sehat dan bahagia.
Tapi jelas, pada saat manusia sudah sehat dan bahagia dan mulai merenungkan nama-nama Tuhan. Ia tetap diberikan kebebasan untuk merenungkan nama Tuhan yang bertujuan mendekatkan diri dengan Tuhan atau ingin mencapai Tuhan/merealisasikan diri, ingin berada disisi Tuhan. Atau keinginan seorang Yogi yang berkaitan dengan Tuhan, tetap ada kebebasan sesuai dengan kepercayaan masing-masing orang di dunia atau sesuai dengan keinginan dan kepercayaan masing-masing dan Patanjali tidak pernah melarangnya.

No comments:

Post a Comment