Wednesday, June 29, 2011

Attitude Mahasiswa


Attitude atau sikap adalah bentuk refleksi atau cerminan dari filter nilai atau prinsip-prinsip hidup yang ada pada diri seseorang. misalnya pada saat pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung, ketika seluruh masyarakat berhak memilih siapa yang mereka pilih untuk menjadi pemimpin bangsa. bagi masyarakat yang merasa bahwa visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden pada setiap pemilihan umum disampaikan tidak lebih hanya sebagai janji-janji kosong yang tidak pernah dipenuhi.
Filter nila yang mereka miliki adalah bahwa siapapun calon presiden dan wakilnya yang berlaga pada setiap pemilihan umum tidak memberikan harapan untuk menuju kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya pada waktu-waktu berikutnya.

Sehingga filter nilai yang dimiliki sebagian masyarakat seperti ini akan tercermin dari sikap apatis terhadap pemilihan umum dan tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih untuk golput. Sedangkan bagi sebagiian masyarakat yang memiliki rakyat dari visi dan misi yang disampaikan oleh para calon, akan mengambil sikap untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu tersebut. Jadi, sikap seseorang akan tercermin dari filter nilai yang dimilikinya.

Sikap yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh terhadap kinerjanya dalam melakukan tugas dan pekerjaanya. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki filter nilai yang menyatakan bahwa memberikan manfaat kepada orang lain adalah suatu kesuksesan hidup, maka sikap yang terpancar darinya adalah sikap yang selalu ingin melayani orang lain. Dengan sikapnya tersebut, dia akan bisa ditempatkan pada posisi customer service misalnya, karena posisi tersebut sesuai dengan sikap yang dimilikinya dan tentu saja akan menghasilkan kinerja yang baik dalam menjalankan pekerjaannya.

Contoh lainnya adalah perkuliahan di perguruan tinggi. seorang dosen yang berprinsip bahwa segala sesuatunya harus jadi uang, barangkali akan bersikap transaksional terhadap institusinya. Sikap ini dicerminkan dalam tindakan-tindakannya semisal memprioritaskan kuantitas pengajaran daripada kualitas pengajaran. Dosen model begitu akan mengajar tidak sepenuh hati. kurang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk bertanya, berargumen, atau berdiskusi mengenai mata kuliah yang diajarkannya. yang penting dia sudah menggugurkan kewajibannya mengisi jam kuliah kepadanya, tidak lebih.

Sebaliknya, dosen yang memiliki filter nilai bahwa mengajar itu merupakan bentuk pengabdian kepada institusi, berupa pemberian ilmu dan manfaatnya kepada para mahasiswa, serta berprinsip bahwa kewajiban manusia adalah berikhtiar-kalau dia seorang dosen melalui transfer ilmu-untuk menjemput rezekinya yang telah diatur dan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa, akan bersikap lebih baik mementingkan kualitas pengajaran dan secara otomatis berdampak pada kuantitas pengajaran yang dipersyaratkan. Dosen ini akan merefleksikan sikapnya dalam tindakan-tindakannya untuk membuka ruang bertanya, berargumentasi, berdiskusi, dan sebagainya. Intinya, dosen mengajar dengan sepenuh hatinya.

Sikap yang dimiliki para mahasiswa pun bisa berbeda, bergantung pada filter nilai yang ada pada dirinya. Ada yang berprinsip bahwa kuliah hanya untuk memenuhi keinginan orangtuanya, sehingga sikap negatifnya adalah acuh tak acuh saja terhadap perkuliahan, karena kuliah bukan keinginannya. Mahasiswa yang bersikap positif dengan belajar sungguh-sungguh demi pengabdian yang tulus pada orangtuanya. Ada yang menyatakan bahwa dengan mengikuti kuliah akan memberikan bekal untuk sukses ketika menjadi propesional pada industri-industri. Atau ada yang hanya bersikap hura-hura, hidup glamor, dan lain-lain. Kuliah hanya mencari status sebagai mahasiswa saja.

Begitu penting sikap ini, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan yang dipahami akan sia-sia saja manakala seseorang memiliki sikap yang negatif. Artinya suatu institusi pendidikan yang hanya memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peserta didik tanpa dibarengi dengan pendidikan sikap yang baik, maka dipastikan hanya akan melahirkan manusia-manusia yang pintar dari segi logika-matematika. Akan tetapi mahasiswa mungkin kurang dalam pemahaman tentang norma-norma agama dan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran sebagai nilai dari sikap yang positif.

No comments:

Post a Comment